Begitu banyak hal yang harus dipelajari, terlalu banyak hal yang berharga yang tidak ingin terlewati, namun begitu sedikit waktu kita miliki, belum lagi kemampuan, entah itu kemampuan keuangan atau kemampuan berpikir. Apalagi dijaman serba cepat begini, dunia seakan berputar terlalu cepat. Menuntut kita untuk memanfaatkan waktu dengan cermat, jika tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga.
Begitu juga dengan dunia adsensing, affiliating, blogging, englishing, marketing, netting, networking, dan bermacam ing-ing lainnya. Begitu banyak yang harus diketahui, begitu banyak yang harus dipelajari, begitu banyak yang harus dihadapi. Hal begitu-begitu itu yang kadang membuat frustasi, hingga akhirnya kita jadi malas dan enggan untuk belajar, siapa yang rugi ?
Namun semua kembali lagi pada diri sendiri, mau kemana Om !!. Semakin tinggi tujuan yang hendak dicapai, berarti semakin banyak tuntutan yang harus dihadapi. Itu berarti semakin banyak bekal yang harus disiapkan, lalu bagaimana cara kita agar bisa tetap fokus dan semangat mengejar harapan. Bagaimana cara kita agar selalu giat mempelajari hal-hal yang diperlukan ? terus belajar !!
Kalo itusih semua orang juga tahu, belajar..belajar...belajar. Mengapa belajar begitu penting ? karena hidup adalah belajar. Berhenti belajar sama dengan berhenti hidup, jadi kalo mau terus hidup jangan berhenti belajar. Mengapa belajar dikaitkan dengan hidup, karena belajar dikaitkan dengan pikiran. Balajar sering diartikan dengan berpikir, entah itu benar atau salah aku tidak mempunyai wewenang dalam hal ini.
Jadi dalam hal belajar ini pikiranlah yang paling dominan, bagaimana cara kita belajar bisa diartikan dengan bagaimana cara kita berpikir. Bagaiman kita mengeset pikiran atawa istilah gaulnya Mindsets, akan menentukan bagaiman kita belajar. Bahkan denger-denger sih Mindsets ini juga yang menentukan bagaimana kita hidup, untuk lebih jelasnya tanya sama Mbak Jenie.
Nah...nah..nah..(mulai masukkin omongan nih) agar kita bisa belajar dengan efektif, kita perlu tahu cara mengeset pikiran yang efektif. Seperti juga komputer atau software, jika settingnya efektif maka komputernya akan bekerja dengan efektif. Bagaimana cara menyetting pikiran agar bisa belajar efektif, antara lain yaitu dengan cara membuang pikiran-pikiran yang membuat kita menjadi tidak efektif. Pikiran-pikiran yang seperti apa ?
Aku terlalu tua untuk belajar - ini sering kita dengar, terutama dari kekek-kakek dan nenek-nenek. Kata orang sih, semakin tua manusia maka otaknya akan semakin tumpul. Berarti semakin tua seseorang maka kemampuan belajarnya juga semakin berkurang, bener nggak sih ? itu kata orang banyak. Dan karena orang banyak berkata bergitu, mungkin saja benar ??? atau mungkin ??
Coba pikir sebentar, otak itu kan mirip atau mungkin sama dengan otot. Dan yang kita tahu bahwa jika kita sering melatih kemampuan otot, maka kemampuannya akan semakin meningkat. Pernahkah kita memperhatikan bapak-bapak tani kita dulu, bagaimana kemampuan otot mereka, hingga usia berapa otot mereka tetap bisa diandalkan. Sedangkan kita yang masih muda, mungkin tidak ada apa-apanya jika mau dibandingkan dengan mereka dalam kemampuan otot-mengotot.
Jadi rasanya tidak benar deh, jika kemampuan berotak atau berotot diukur dengan usia. Itu berarti tidak ada alasan bagi kita dengan mengatakan aku sudah tua, berati aku sudah tidak perlu belajar. Otot sama dengan otak, semakin sering kita melatihnya untuk mempelajari hal-hal yang baru, berarti semakin meningkat pula kemampuannya untuk mempelajari hal-hal yang baru. Maka dari itu, jika kita ingin belajar lebih efektif, buang jauh-jauh pikiran yang mengganggu itu. Pikiran seperti itu hanya akan menghambat kita dalam proses belajar.
Aku tidak cukup pintar - kita melihat bagaimana orang-orang yang suksess melalui adsense misalnya, lalu kitapun tergiur untuk mengikuti jejaknya. Sedangkan kita kita tahu apa-apa tentang dunia adsense. Ini berarti kita harus belajar dari nol, lalu terlintas di pikiran, apa aku cukup pintar untuk bisa mempelajari adsense. Bingo... you lose ..!!. Dengan berpikiran negatif seperti itu akan membuat kita ragu, dengan keraguan tersebut berarti kita sudah kalah setengah, mengapa setengah.
Oke ... ragu-ragu sedikit kan biasa, iya pertama sedikit, makin lama ? itu juga tergantung dari bagaimana kita mengeset pikiran kita tadi. Tatkala kita merasa bingung dan sulit memahami sesuatu, pikiran buruk itu semakin memperkuat dirinya. Dan siapa yang akan kalah ? jika kita ingin menang, bunuhlah pikiran itu sebelum dia semakin besar dan kuat. Jangan beri dia kesempatan untuk tumbuh, karena setiap kali kita berpikir negatif, berarti kita memberi pupuk pada pikiran negatif tersebut.
Seperti sudah diuraikan diatas dengan panjang kali lebar, bahwa kemampuan otak sama dengan kemampuan otot. Semakin sering kita melatihnya, maka semakin meningkatlah kemampuannya. Memang ada orang yang lahir dengan IQ tinggi, tanpa kesulitan mereka bisa dengan mudah memahami sesuatu. So..what .. apa kita yang ber-IQ tidak tinggi ini harus merasa minder ? IQ tinggi tidak menjamin apa-apa.
Banyak orang yang lebih pintar dari ku - itu benar. Dan kenyataannya memang selalu ada orang yang lebih baik dari kita, dalam hal apapun. Akan ada orang yang lebih pintar, lebih ganteng, lebih cantik, lebih kaya, lebih berkuasa, dan lain-lain. Lalu apa ini akan membuat kita diam saja, tidak perlu berbuat apa-apa. Untuk apa berdandan, toh banyak yang lebih cantik. Untuk apa bekerja, toh banyak yang lebih kaya, dan seterusnya ...
Hidup adalah persaingan, bahkan sebelum hidupun kita sudah bersaing. Tanya tuh sama orang kedokteran, sebelum lahirpun kita harus bersaing. Bersaing dengan jutaan sperma lainnya hanya untuk memperebutkan 1 sel telur. Nyatanya kita berhasil, ya toh. Coba jika sperma tersebut berpikir, ah..ngapain capek-capek, khan masih banyak yang lebih cepat dan lebih tepat daripada aku, bagaimana nasib kita ?
Hal yang perlu kita ingat bahwa ini adalah pertempuran melawan diri sendiri, bukan melawan orang lain. Pertempuran melawan pikiran-pikiran sendiri, pikiran-pikiran yang negatif tentunya. Ini juga yang membuat aku jadi bingung, sebenarnya yang mengatur pikiran itu kita, atau kita yang diatur oleh pikiran ? pilih mana yang suka.
Ini bukan untuk ku - anget-anget tai ayam. Saat kita mendengar penghasilan Cossa sudah mencapai ribuan dollar dari adsense, segera kita menjadi tertarik dan sangat bersemangat untuk belajar adsense. Wah...menggiurkan nih, tapi aku tidak tahu apa-apa tentang adsense. Segera kita belajar adsense, kita cari apa syarat-syarat agar berhasil menjadi adsenser. Dan setelah kita tahu ternyata tidak semudah yang kita bayangkan sebelumnya, semakin hari semakin banyak yang harus dipelajari.
Harus bisa bahasa Inggris katanya, sedangkan kita tidak pernah tahu bahasa Inggris sebelumnya. Mau belajar dari nol lagi males, mau kursus nggak punya waktu, mau beli buku nggak punya duit. Akhirnya kita frustasi, semakin hari semakin frustasi. Karena kita menganggap sudah menemui jalan buntu, alias mandek. Dan akhirnya kita mulai berpikir, iya ..Cossa itu khan pinter SEO, bahasa Inggris, Blogging. Kepeer itu khan seorang PNS, mbak Jenis itu khan orang kaya, dan berbagai alasan lainnya yang tidak berhubungan.
Photo by MINERVA8
Dan sampailah kita pada kesimpulan bahwa dunia adsensing, affiliating, blogging, investing, marketing itu bukan untukku. Singkatnya .. keinginan itu padam, dan kita berpindah pada keinginan lainnya. Dan keinginan itupun mengalami nasib yang sama, tapi kita tidak berhenti dan putus asa, kita mencari keinginan lain lagi. Dan lagi-lagi menemui nasib yang serupa. Sampai pada akhirnya kita akan berkesimpulan bahwa dunia ini bukan untukku, lalu untuk siapa ? sekali menyerah sudah itu kalah.
Tidak fokus - seperti yang sudah di jelaskan diatas, untuk suksess berbisnis di internet membutuhkan syarat yang banyak. Diantaranya: harus belajar teknik-teknik Blogging, SEO, Bahasa, Menulis, Menjual, wah.. pokoke banyak. Hingga ini membuat bingung, kita ingin mempelajari semuanya sekaligus. Di tangan kanan artikel tentang blogging, dikiri artikel tentang SEO, dibawah artikel tentang cara menulis yang baik, belon yang diatas.
Gimana mau masuk ilmunya, jika kita dengan mudah merasa terganggu. Jika kita mengalami ini, mungkin ini saatnya untuk fokus pada satu pekerjaan dulu. Kerjakan satu per-satu. Jangan biarkan pikiran dan perhatian kita menjadi terpecah, fokus pada satu permasalahan akan membantu mempermudah pemecahan masalah. Lebih baik mengerjakan satu hal dengan hasil yang terbaik, daripada mengerjakan banyak hal dengan hasil yang tak karuan.
Bisa belajar lain hari - pulang kerja atau kuliah, mana capek, laper, panas, ngantuk dan berbagai macam keluhan lainnya. Ah. .. besok aja baca dan nulis artikelnya, itu pikir kita. Padahal sebelumnya kita sudah berusaha untuk membuat komitmen pada diri sendiri, aku harus membaca 1 jam setiap hari, menulis 1 artikel setiap hari, dan lain-lain. Besoknya apa yang terjadi ? sama ..lalu kita pun berpikir besok aja deh bos. Tar ..sok...tar...sok.
Dan setelah beberapa hari berlangsung kita sudah melupakan semua komitmen yang dibuat. Pada kenyataannya untuk bisa belajar dengan efektif kita harus disiplin, tanpa itu .. jangan mimpi. Betapapun malasnya, kusutnya pikiran, capeknya badan, pegelnya pinggang, harus disiplin !!. Gunakan tenggat waktu.
Aku sudah tahu semuanya - ini biasanya jika kita merasa sudah suksess, kita jadi merasa paling pintar, paling benar, peling ngetop, paling tenar. Hingga nggak perlu lagi belajar, ngapain belajar. Baiklah..kita mungkin sudah mencapai sesuatu, tapi sampai kapan ? dalam waktu singkat akan ada orang lain yang mampu melakukan yang sama, bahkan melebihi dari yang pernah kita lakukan.