Perang Web Browser dan CSS

Jika kamu membaca artikel ini karena telah membaca artikel sebelumnya mengenai ebook CSS, maka berasumsi bahwa saat ini kamu benar-benar punya minat yang serius untuk mempelajari CSS. Namun, jika kebetulan kamu belum membaca artikel sebelumnya tersebut, maka aku sarankan kamu untuk membacanya. Itu dengan maksud agar kamu lebih mengerti apa yang ingin disampaikan disini.

Jika pada artikel sebelumnya kita sudah mengetahui apa manfaat CSS. Maka pada artikel ini kita akan mendengarkan cerita mengenai apa hubungan antara perang browser dengan CSS. Dan yang lebih penting tentunya kita ingin tahu apa hubungan hal tersebut, dengan kita yang ingin belajar CSS. Nah, biar tidak penasaran, kita mulai saja.

Akhir Perang Browser, Awal Kebangkitan CSS

CSS, mengapa kita perlu mempelajari CSS. Menurut penulis ebook ini, CSS itu sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu. CSS juga pernah mengalami nasib serupa seperti yang dialami oleh bahasa pemrograman untuk web lainnya yaitu DHTML (dynamic HTM, bahasa pemrograman web page untuk memberi efek animasi). Nasib apa yang pernah mereka alami?

Yaitu masalah standarisasi pengkodean. Ini terjadi karena beberapa tahun yang lalu, telah terjadi peperangan yang cukup sengit antara Netscape Navigator dengan Internet Explorer. Keduanya bersaing untuk menjadi penguasa dan pemegang hak yang menyangkut standarisasi HTML. Namun ternyata, Internet Explorer mempunyai kesaktian yang tidak mampu ditandingi oleh Netscape. Dan akhirnya Netscape pun tewas dengan cara yang cukup mengenaskan, kasihan.

Semenjak itu, akhirnya Internet Explorer mulai memegang tampuk kekuasaan atas standarisasi web page. Semenjak peperangan itu berakhir, maka keadaan dunia web pun kembali tenang dan relatif stabil. Semenjak itu pulalah CSS jadi bisa berkembang dengan pesat, dan menjadi salah satu teknologi utama yang digunakan untuk mendesign web.

Beberapa masalah mengenai kompabilitas mungkin sesekali masih sayup-sayup terdengar di kejauhan. Hal itu disebabkan karena masih ada segelintir pengikut setia dari Netscape Navigator yang ogah dan anti menggunakan browser lain. Namun, masih perlukah kita merisaukan kelompok-kelompok minoritas ini, dan harus mengabaikan kekuatan dari kelompok mayoritas?

Jika memang karena sesuatu dan lain hal kita terpaksa harus berhadapan dengan masalah kompabilitas ini, maka tidak perlu khawatir, karena si penulis ebook ini juga sudah mengantisipasi hal itu. Walaupun ebook ini memang ditujukan para web designer yang mempunyai audience non Netscape, tapi dia juga akan memberitahu bagaimana cara mengatasi masalah kompabilitas ini.

Bagaimana dengan browser lainnya? Misalnya Opera dan Firefox? Menurut penulis ebook CSS ini, nasib Opera hampir mirip dengan Netscape. Jumlah pengguna Opera masih terlalu kecil untuk diperhitungkan.

Sedangkan Firefox? Nah, kalo yang ini sepertinya harus mulai diberi perhatian lebih. Sebagaimana kita tahu bahwa Firefox itu adalah Open Source. Yang artinya Firefox itu gratis. Jadi, orang tidak perlu membayar untuk menggunakan Firefox.

Internet Explorer itu kan gratis juga? Yup, banyak yang berpendapat seperti itu. Internet Explorer memang sepertinya gratis, karena IE sudah ada saat kita menginstall Windows. Jadi yang kita bayar (kalo emang bayar) adalah program Windowsnya. Dan IE sudah termasuk kedalam harga yang dibayarkan tersebut.

Pengertian lain dari "Open Source" yaitu source codenya bisa dilihat oleh siapa saja. Yang artinya, bagaimana Firefox dibuat dan bagaimana cara kerjanya bisa diketahui oleh siapa saja. Hal ini yang membuat banyak programmer handal merasa tertarik untuk membuat berbagai plug-ins dan add-on untuk Firefox. Dan hal itu yang membuat Firefox menjadi semakin populer dan mulai di gemari.

Firefox adalah browser yang relatid cepat, canggih, dan stabil. Dan Firefox jarang di jadikan sasaran serangan para hacker. Hal ini mungkin disebabkan oleh dua hal. Pertama, masih jarang (untuk saat ini) orang yang menggunakan Firefox, sehingga Hacker masih berasumsi pasar IE masih empuk. Kedua, para hacker bersimpati pada Firefox karena dia gratis. So, berhati-hatilah kau wahai IE!!!

Lalu apa urusannye dengan kite? Sebagai calon web designer (bagi yang baru bercita-cita), hal ini tentu saja akan memberi pengaruh. Tentunya kita ingin CSS yang di aplikasikan pada website yang kita design itu, bisa ditampilkan dengan cara yang sama pada semua jenis browser. Tapi, tentu saja hal itu tidak selalu bisa dilakukan.

Berati masalah kompabilitas ini akan tetap selalu ada? Betul. Namun menurut si penulis ebook CSS ini, saat ini kita masih bisa berasumsi bahwa sebagian besar orang masih tetap menggunakan IE sebagai browser utamanya. Menurutnya, untuk beberapa tahun kedepan, IE masih tetap menjadi browser yang paling banyak di gunakan di internet. Jadi, santai saja, perjuangan Firefox masih panjang.

Nah, sekarang kita mulai mengerti apa yang menjadi pokok permasalahan, dan tujuan si penulis itu menceritakan masalah ini. Yaitu, agar kita menyadari dan mengetahui lebih awal mengenai masalah kompabilitas ini. Jadi, saat mulai membuat dan menuliskan kode-kode CSS, kita hendaknya ikut memperhatikan masalah kompabilitas ini.

Dan itu artinya cerita kita mengenai ebook CSS ini kita cukupkan dulu sampai disini. Kita akan segera membahas mengenai ebook CSS ini di artikel selanjutnya. So, tungguin ya!