7 Langkah Membuat Perencanaan Marketing

Planning itu... cuma bikin pening, betul? Buat apa pake rencana-rencana segala? Mending langsung dikerjain, betul? Buat apa direncanain kalo ternyata tidak di kerjain, betul? So, mending dikerjain, dari pada cuma di pikirin, betul?

Seperti orang kebanyakan, untuk urusan marketing atau sejenisnya, kami juga lebih suka langsung pergi keluar sana, mencari dan melakukan apapun yang kami bisa, alias kaga pake rencana-rencanaan segala. Kami juga memegang prinsip, dari pada cuma dipikirin, mending langsung dikerjain, lalu membiarkan semua berjalan apa adanya.

Efektifkah cara itu? Beberapa diantaranya cukup efektif, tapi kebanyakan sih... cuma buang waktu dan tenaga, serta sedikit biaya (yep, kami memang masih mengandalkan modal dengkul, kasian dengkul kami).

Btw, prihatin atas nasib dengkul yang selalu menjadi andalan untuk mencari sesuap nasi di internet, kami akhirnya sadar, jika tidak ingin dengkul lemes sia-sia, berarti kami harus memperbaiki teknik marketing kami. Tapi... bagaimana caranya? Bagaimana kami bisa memperbaiki nasib dengkul kami yang malang ini?

Masih adakah seseorang diluar sana yang ikut prihatin atas nasib kami dan mau membantu? Ternyata ada. Bahkan cukup banyak. So, batuan apa yang kami terima? Apakah berupa sembako, supermi, minyak sayur, gula, kopi dan beberapa bungkus rokok sebagai teman setia bergadang di malam-malam yang panjang?

Nope, kami belum seberuntung itu. Bantuan yang kami terima hanyalah berupa petunjuk dan petuah-petuah, yang kami yakin tidak akan banyak gunanya... itu bila kami cuma mau mendengarkannya, tapi tidak mau melakukannya. So, petunjuk dan petuah-petuah apa saja yang diberikann olehnya?

Kira-kira, begini bunyinya... Jika kau ingin melakukan aktivitas marketing yang benar, dengan cara dan arah yang benar, berarti kau harus memulainya dengan membuat perencanaan. Mendengar petuah itu, kami tidak mungkin pasrah begitu saja dong. Dengan sikap agak malas, kemudian kami bertanya... kenapa harus direncanakan dulu?

Sang pemberi petunjuk kemudian menjawab... Sebab, dengan tidak membuat perencanaan terlebih dulu, maka kau akan menghadapi kesulitan-kesulitan. Antara lain... menuju arah yang benar tapi melakukan aktivitas marketing yang salah. Atau sebaliknya, melakukan aktivitas marketing yang benar, tapi menuju arah yang salah.

Sadar bahwa memang kesulitan-kesulitan seperti itu yang kami dapat, akhirnya kami memutuskan untuk pasrah, lalu bertanya... Bagaimana caranya untuk membuat perencanaan? Susah tidak? Lama tidak? Butuh biaya tidak?

Mendengar kepasrahan kami itu, sang pemberi petuah menjawab... Tidak, tidak, ya... sedikit. Untuk membuat perencanaan marketing itu tidak sulit, dan tidak lama. Bahkan kau bisa melakukannya hanya dalam satu hari. Modalnya? Selembar kertas, sebuah pensil, secangkir kopi, beberapa batang rokok, dan pikiran yang tenang.

Sang pemberi petuah kemudian melanjutkan... Ada tujuh tahap untuk membuat perencanaan marketing. Yaitu:

Langkah 1. Pahami Pasar dan Kompetisinya.

Ini adalah kesalahan umum yang sering dilakukan bisnis kecil. Mereka ingin segera memulai bisnis dan menawarkan produk atau jasa yang cool, tanpa terlebih dulu berusaha memahami target, dan apa yang mereka inginkan. Sebab, jika kau berusaha menjual produk yang tidak mereka inginkan, jangan harap mereka mau membelinya.

Sederhana bukan? Sebuah pasar yang menguntungkan, adalah pasar yang penuh dengan orang-orang yang begitu putus asa untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hingga mereka akan berlari dan berebut untuk mendapatkan produk atau jasa yang kau tawarkan.

Pasar seperti itu ibarat danau dengan ikan-ikan lapar. Kau cuma perlu melempar kail, dan mereka akan mengejar. Ibarat mangsa yang mengejar predator. Untuk memahami pasar, tanyaken hal berikut ini pada dirimu sendiri....

  • Masih ada tidak bagian dari pasar itu yang belum terpenuhi keinginannya secara maksimal?
  • Apa aku bisa menghasilkan cukup banyak uang jika menyediakan produk atau jasa di pasar itu?
  • Berapa banyak yang harus aku lakukan agar bisa menang?
  • Seberapa berat kompetisi yang harus dihadapi?
  • Kelemahan apa yang dimiliki para pesaing, agar aku bisa memanfaatkannya?
  • Apakah target menginginkan kompetisi yang ku tawarkan?

Langkah 2. Pahami Konsumen.

Mengenali konsumen secara mendalam adalah langkah awal untuk menghasilkan penjualan. Sampai kau benar-benar tahu siapa target mu, apa yang mereka inginkan, dan apa yang bisa memotivasi mereka untuk membeli, maka kau takkan bisa membuat perencanaan marketing yang efektif.

Untuk bisa menjual, kau harus benar-benar paham mengenai apa yang mereka inginkan, bukan butuhkan. Jangan keliru membedakannya. Sebab, antara keinginan dan kebutuhan itu beda. Jarang orang yang membeli karena merasa butuh. Tapi orang pasti akan membeli apa yang mereka mau (kalo perlu ngutang), betul?

Untuk benar-benar memahami konsumen mu, tanyakan pertanyaan ini pada dirimu sendiri:

  • Cara apa yang digunakan oleh konsumen ku untuk mendapatkan produk yang sejenis?
  • Pihak mana yang menjadi penentu saat mengambil keputusan untuk membeli? Misalnya kau menawarkan produk berupa rumah, maka tentuken siapa yang biasanya menjadi sang penentu dalam mengambil keputusan. Apakah sang suami, atau istri?
  • Kebiasaan seperti apa yang dimiliki oleh sang target? Misalnya dimana dan bagaimana biasanya mereka mencari dan mengumpulkan informasi.
  • Apa yang menjadi motivasi utama mereka untuk membeli? Misalnya ingin cepat kaya, cepat dapet jodoh, cepet kawin, cepet ngetop, dan cepet-cepet lainnya.

Langkah 3. Pilih Sebuah Niche.

Jika kau berkata bahwa target mu adalah "siapa saja", maka sepertinya tak seorangpun yang akan menjadi konsumen mu. Dunia bisnis adalah dunia yang kompetitif, kau akan relatif lebih mudah bertahan dan berkembang jika memilih pasar yang lebih sempit, ketimbang berusaha menang di pasar yang sangat luas.

Cari sebuah niche yang kecil dan sempit, berusahalah untuk mendominasinya. Baru kemudian kau mempertimbangkan untuk mencari niche berikutnya. Pastikan juga untuk memilih niche yang membuat mu tertarik. Tidak ada yang lebih destruktif selain memilih niche yang tidak bisa membuat mu terus merasa tertarik.

Langkah 4. Tentukan Pesan-pesan Marketing Mu.

Pesan-pesan marketing mu tidak cuma bertujuan untuk memberitahu target mengenai apa yang kau lakukan, tapi juga berusaha untuk meyakinkannya agar menjadi konsumen mu. Ada dua macam pesan yang harus kau kembangkan.

Yaitu:

  • Pertama, pesan-pesan yang singkat dan langsung ke sasaran (to the point). Pesan-pesan ini untuk menjawab pertanyaan "So, apa yang kau lakukan?"
  • Yang kedua, yaitu pesan-pesan yang lengkap dan berisi semua materi marketing dan promosi.

Langkah 5. Tentukan Media Marketing Mu.

Media yang akan menjadi kendaraan untuk mengantarkan pesan-pesan marketing mu. Sangat penting untuk mencari dan memilih jenis media yang memberikan hasil tertinggi tapi dengan biaya terendah. Triknya adalah menyesuaikan antara pesan-pesan marketing, target, dan media yang digunakan.

Lankah 6. Tentukan Target Penjualan dan Tujuan Marketing.

Target atau goal merupakan hal yang kritis bagi kesuksesan mu. Sebuah harapan adalah target atau goal yang belum dituliskan. Dan jika kau belum menuliskan apa yang menjadi target mu, berarti kau cuma berharap untuk sukses. Pastikan bahwa goal mu itu: masuk akal, terukur, bisa tercapai, realistik, dan ada batas waktunya.

Langkah 7. Perkirakan Marketing Budget.

Perkiraan ini bisa perkiraan kasar maupun bersih, tergantung seberapa detail kau menginginkannya. Akan bagus pula jika kau memulainya dengan perkiraan kasar terlebih dulu. Baru kemudian menyertakan detail-detailnya.

Misalnya kau bisa memulainya dengan cara membuat perkiraan mengenai berapa banyak waktu, tenaga, dan biaya dibutuhkan untuk mendapatkan seorang konsumen. Lalu memperhitungkan berapa keuntungan yang akan kau dapat. Dari perkiraan itu kau bisa menentukan berapa banyak investasi yang ingin kau tanamkan.

Jadi begitulah. Itulah beberapa petuah yang kami dapat. Rumit bukan? Yah... mo bagaimana lagi. Namanya juga bisnis. Andai ada cara yang lebih mudah untuk berbisnis. Ada nggak ya? Bagi infonya dong!!!